Langsung ke konten utama

I Called Her Mom



Assalamuallaikum bloggers, lama tak  jumpa :D
Yup, diatas itu adalah foto saya dan mama. Kami pasangan ibu dan anak yang cantik bukan? Saya tahu kami memang cantik. Foto diatas diambil tanggal 20 Oktober 2012 lalu saat kami menghadiri resepsi pernikahan sepupu saya di sebuah gedung di Cengkareng.

Dia mama saya, wajah kami memang mirip, begitu kata banyak orang. Tapi entah kenapa saya lebih merasa anak ayah daripada anak mama. Mungkin karena mama berkulit putih sedangkan saya agak gelap seperti ayah? Mungkin, tapi di mata Allah toh semua sama :D, yang membedakan hanya imannya.

Mungkin mama tidak tahu betapa saya sangat mencintainya melebihi diri saya sendiri. Mama tidak tahu itu, karena yang mama tahu saya hanyalah seorang anak pembangkang yang selalu membuatnya marah. Maafkan riska ma, riska hanya tidak tahu bagaimana caranya menjadi anak gadis mama yang manis dan penurut. Mungkin melalui puisi dibawah ini, mama akan tahu how precious you're to me.


Saat mulai bicara tak berirama
Saat berlinang airmata
Saat ingin meminta segalanya
Aku memanggil mama

Saat diajari memegang pena
Saat diajari mengenal sang pencipta
Saat tertawa bahagia
Aku memanggil mama

Saat beranjak dewasa
Saat mengerti artinya dihina
Saat tahu artinya terluka
Aku tetap memanggil mama

Ma, bahkan ayahpun iri padamu
Karena restumu ialah bahagiaku
Juga malaikatpun sungkan padamu
Karena surga dibawah kendalimu

Ma, bagaimana bisa ku katakan
Beribu-ribu terima kasih untaian
Berjuta-juta cinta ku simpan
Untukmu sang pahlawan

Ma, maafkan karena lidahku terkadang lancang
Maafkan karena sering ku acuhkan
Doaku semoga Allah selalu melimpahkan
Segala keberkahan untukmu tersayang


Bagaimana? Maafkan kalau tidak bagus, karena saya hanyalah seorang amatiran yang sedang berusaha membuat sepenggal syair untuk orang yang paling berharga dalam hidup saya. Wassalamuallikum.

Komentar