Lebih
dari setahun yang lalu, disebuah kantor di Jalan Pos Pengumben, ada seorang
pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis aneh-tapi-nyata
dihadapannya yg sedang bertugas menemani atasannya. Saat itu, pria ini belum
berani mendekati si wanita, katakanlah dia masih trauma akan masa lalunya.
Bulan
demi bulan berlalu, dengan kepercayaan diri yg tinggi sang pria berhasil
mendapatkan nomor kontak dan pin blackberry messenger si wanita. Mereka mulai
menjalin komunikasi walau tidak intens. Sang wanita tau pria ini bermaksud
mendekatinya, namun karena pikiran 'remaja'nya dia hanya menanggapi ala
kadarnya, tidak serius.
Sampai
pada suatu hari, mereka akhirnya sepakat menjalin asmara.
Hubungan
yg mereka jalin bukan tanpa halangan. Emosi, drama, dan sifat kekanak-kanakan
sang wanita, juga sifat cuek dan tidak romantis sang pria mewarnai kehidupan
asmara mereka. Setiap wanita pasti menginginkan prianya romantis, bukan? Begitu
pula sang wanita saat itu.
Tapi
tidak, mereka berdua bukan ABG kemarin sore yang ketika masalah datang lantas
dengan mudahnya memutuskan hubungan begitu saja. Walau yang kontra dengan
hubungan mereka tidak sedikit, namun yang merestui juga tak kalah banyak. Hingga
akhirnya mereka memutuskan menikah.
Saat
memutuskan untuk menikah, godaan dan cobaan bukannya berkurang, malah
bertambah. Coba tanyakan saja pada para calon pengantin diluar sana. Kesabaran
dan kedewasaan di uji sedemikian rupa dalam mempersiapkan pernikahan. Drama dua
keluarga, pembatalan vendor yang seharusnya sudah deal, undangan yang tidak
sesuai dengan pesanan, omongan orang diluar, hingga godaan lawan jenis yang
lebih menarik daripada pasangan silih berdatangan.
Namun
benar kata orang, hal - hal terbaik dalam hidup justru seringnya harus melalui
usaha yang lama dan menguji kesabaran dulu, bukan?
Dan
disinilah mereka sekarang, memilih untuk berbagi hidup bersama selamanya.
Every
love story is beautiful, but ours is my favorite, Mas Hari Styioko.
Komentar
Posting Komentar