Puisi kacangan ini dibuat secara spontan saat aku duduk termenung di meja kerjaku menatap keluar. Tidak lebih dari 10 menit, aku yang memang di kantor duduk di pinggir dekat jendela, merasa beruntung karena bisa memperhatikan langit dengan seksama setiap kali aku menolehkan kepala ke kiri. Ya, entah langit sedang ceria atau sedang durjana, aku selalu suka mengamati langit dan perubahannya di waktu sore. Kenapa sore? Karena saat sore biasanya pekerjaanku sudah sedikit berkurang. Tapi maaf, foto langit di bawah ini bukan hasil jepretanku sendiri, kameraku tidak cukup bagus untuk mengabadikan indahnya langit yang sedang berancang - ancang berubah sepi. Aku mengambil foto ini dari google tentu saja, aku cari yang sedemikian miripnya dengan suasana saat puisi ini hadir tanpa disadari. Dan ya, memang suasana langit ini erat kaitannya dengan suasana hati, itu mengapa ada sedikit curhat colongan ungkapan hati dibait - bait terakhirnya. Tak akan ada matahari jingga mendekati Ji...